Jumat, 22 Februari 2013

Sejarah Sulsel adalah Sejarah Tau Matoa



Sejarah Sulsel adalah Sejarah Tau Matoa
Posted by ininnawahouse under buku-buku, resensi
Leave a Comment

Sejarah Sulsel adalah Sejarah Tau Matoa, Buku yang disajikan oleh Susan Bolyard Millar ini merupakan sebuah bentuk ketekunan, ketelitian, dan kesabaran yang sangat luar biasa. Susan mampu menyusun proses perkawinan Bugis dan menjelaskan lima proses dalam perkawian Bugis: (1) Pelamaran, (2) Pertunangan, (3) Pernikahan, (4) Pesta Perkawinan, dan (5) Pertemuan Resmi Berikutnya. Yang kesemuanya itu dilandaskan pada prinsip dan tata cara adat.
Membongkar serta mendesain kembali tentang nilai-nilai budaya yang terdapat dalam prosesi perkawinan Bugis, dan penulis juga berhasil mengangkat ke permukaan makna-makna yang melekat dalam pernak-pernik pernikahan yang sering dilewatkan begitu saja. Dia juga mengamati posisi duduk, cara menempatkan nama dalam teks undangan, orang-orang yang diundang melakukan ritus tertentu dalam serangkaian ritus panjang pernikahan tersebut, dengan menggunakan pendekatan Semiotik (simbol, ikon, indeks) dan Semantik (makna kata/kalimat), dari tempat khususnya wilayah di mana ia melakukan riset penelitian yakni di Kabupaten Soppeng Sulawesi-Selatan. Soppeng terletak 175 kilometer di kawasan baratdaya Makassar.
Di dalam buku ini pula, disajikan dengan berbagai macam aspek-aspek yang terjadi sebelum dan sesudah prosesi ritual perkawinan yang dilakukan suku Bugis, khususnya di Kabupaten Soppeng. Bukan hanya itu saja, ia juga memaparkan dengan berbagai macam peran orang yang diamanatkan untuk menjalankan prosesi perkawinan tersebut yang dipandang dari aspek budaya, sosial, politik, dan ekonomi.
Proses perkawinan yang dilakukan dengan menitikberatkan pada istilah orang yang dituakan atau Tau Matoa, merupakan bentuk pencapaian seperti apa yang harus ditempuh oleh calon pengantin yang disesuaikan dengan bentuk dan keadaan sosial, ekonomi, dan politik pada saat itu.
Tau Matoa juga memiliki peran sentral yang dipandang dari aspek keturunan (penentuan generasi), terbukti Tau Matoa selalu memiliki pewaris. Artinya bisa saja anak atau keponakan Tau Matoa sebelumnya. Tau Matoa yang paling berpengaruh adalah seorang bangsawan yang menikah dengan bangsawan kelas atas. Karena itu, dalam budaya Bugis dapat dikatakan bahwa sifat-sifat unggul diwariskan secara turun-temurun kepada generasi berikutnya.
Sehingga Susan berasumsi bahwa sejarah Sulawesi Selatan adalah sejarah tentang seberapa besar jaringan Tau Matoa, seberapa besar mereka memelihara kualitas keturunan dengan pernikahan serumpun, serta seberapa besar mereka menjaga pertalian kerabat dengan mendorong perkawinan serumpun (endogami) kepada para pengikutnya serta merangkul kekuatan baru dengan strategi perkawinan dengan orang luar (eksogami) dengan rival sesama Tau Matoa atau dengan orang luar yang dapat mendatangkan keuntungan baik dalam bidang usaha, ekonomi, pemerintahan, atau pertahanan.
Susan juga menjelaskan bagaimana kuasa politik dipertahankan berlangsung di Sul-Sel, bagaimana kelompok-kelompok kekuasaan baru terus bermunculan, dan juga bagaimana sistem perkawinan Bugis modern terbentuk dari sistem perkawinan zaman dulu yang bertahan hingga sekarang, yang diulasnya dengan kaitan sejarah etnografi pernikahan, sejarah orang Bugis, pembentukan kerajaan, kerajaan yang muncul pada Abad ke-16 hingga Abad ke-20, revolusi dan pemberontakan pasca-kemerdekaan, kestabilan dalam ketegangan di bawah kekuasaan Orde Baru.
Akan tetapi, semuanya itu menjelma dan terkikis oleh peradaban modern, sampai saat ini. Sehingga budaya, adat-istiadat, dan nilai kesakralan terkikis oleh arus modernisasi, akibatnya, orang-orang (khususnya Bugis-Makassar) tidak lagi mengindahkannya.
Buku ini pula, memberikan sajian tentang tata ruang baru dalam berbagai macam paradigma-paradigma yang dipandang dari aspek sosial, ekonomi, politik, dalam prosesi perkawinan Bugis khususnya di Kabupaten Soppeng Sulawesi-Selatan.

(Nazaruddin, Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Makassar)

Sumber : penerbitininnawa

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More